Beberapa bulan lenyap dan bisa dibilang kalau blog ini hampir collapse karena admin yang makin terbuai dengan kehidupan kuliahnya dan tidak memberi sedikit waktu untuk hobinya ini (menulis). Kali ini admin mau ngasih sedikit pelajaran sejarah, meskipun admin yakin sejarah yang satu ini gak mungkin dipelajari disekolah manapun diindoensia, tapi ini cukup penting buat kalian yang ingin tahu salah satu sejarah Negara terbesar didunia, yap siapa lagi kalo bukan AS (Amerika Serikat)
Perang saudara di Amerika Serikat
Orang kadang salah penggambara tentang perang di AS yang sebenarnya
menyesatkan karena perang itu bukan perjuangan kelas, tetapi perang sectional
yang memiliki akarnya dalam elemen politik, ekonomi, sosial, dan psikologis
begitu kompleks sehingga sejarawan masih tidak setuju tentang penyebab
dasarnya. Telah ditandai, dalam kata-kata William H. Seward, bahwa perang AS karena
"konflik tak tertahankan." Dalam penilaian lain Perang Sipil dipandang
sebagai pidana yang bodoh, yang tak perlu mengeluarkan darah dibawa oleh
ekstrimis arogan dan politisi yang kurang tangkas. Kedua pandangan itu seolah
memberikan kenyataan bahwa pada tahun 1861 ada sebuah situasi yang benar atau
salah, dianggap sebagai penyatuan suatu kejadian. Ngerti gak ? kalo enggak,
baca tulisan dibawah
Perang Saudara Amerika Serikat (1861–1865), juga dikenal sebagai Perang Antar Negara Bagian (lihat nama-nama lain), adalah sebuah perang saudara di Amerika Serikat. Sebelas negara bagian budak di Selatan mengumumkan pemisahan dari Amerika Serikat dan membentuk Konfederasi Amerika yang dikenal sebagai "Konfederasi". Dipimpin oleh
Jefferson Davis,
pihak Konfederasi memperjuangkan kemerdekaannya dari Amerika Serikat. Pemerintah federal Amerika Serikat (AS) didukung oleh dua puluh negara bagian, kebanyakan negara bagian bebas yang telah menghapus perbudakan dan lima negara bagian budak yang kelak dikenal sebagai negara bagian perbatasan. Kedua puluh lima negara bagian ini yang disebut sebagai Uni,
memiliki basis populasi dan industri yang lebih besar ketimbang Selatan. Setelah empat tahun perang berdarah (kebanyakan di negara bagian Selatan), Konfederasi menyerah dan perbudakan dihapus di seluruh negara. Restorasi Serikat, dan Era Rekonstruksi yang mengikutinya, menghadapi masalah yang masih belum terselesaikan selama beberapa generasi selanjutnya.
Perang Saudara Amerika adalah perang yang terjadi antara 1861 dan 1865 di Amerika Serikat (AS). Perang Saudara Amerika menjadi salah satu perang pertama yang menunjukkan perang industri persenjataan dalam sejarah manusia. Pembuatan rel kereta, kapal-kapal uap, produksi senjata secara massal, dan berbagai macam alat militer lainnya dilakukan di mana-mana. Praktek perang total yang dikembangkan oleh Sherman di Georgia dan perang parit di sekitar Petersburg menjadi salah satu taktik yang digunakan dalam Perang Dunia I di Eropa.
Sebuah persoalan yang memperburuk perbedaan regional dan ekonomi antara Utara dan Selatan adalah perbudakan. Orang Selatan, yang marah melihat keuntungan besar yang didapat pelaku bisnis Utara dari pemasaran kapas, menjadi salah satu sebab keterbelakangan daerah Selatan dan bertambahnya kekuasaan daerah Utara. Sebaliknya, orang Utara menyatakan bahwa perbudakan, yang mereka sebut sebagai ”institusi yang ganjil”, adalah penyebab utama kemunduran di daerah tersebut. Padahal, perbudakan bagi orang Selatan sangat penting bagi perekonomian mereka. Sehingga negara-negara Utara disebut "negara bagian bebas" dan di Selatan "negara bagian budak".
Perang ini dilatarbelakangi oleh konflik antara pemerintah di kawasan Utara dengan para
tuan tanah di wilayah Selatan mengenai isu perbudakan. Saat itu, Lincoln
memutuskan bahwa sudah saatnya praktik perbudakan dihapuskan. Kebijakan itu
ditentang pihak Selatan.
Para penguasa Selatan lalu berencana untuk memisahkan diri dari pemerintah AS. Pada 1860, mayoritas negara-negara yang masih mempraktikan perbudakan secara terang-terangan akan berpisah dari AS bila Partai Republik, yang dikenal sebagai partai anti perbudakan, partai tersebut menang pemilihan umum (pemilu). Dengan terpilihnya Presiden Abraham Lincoln .
Para penguasa Selatan lalu berencana untuk memisahkan diri dari pemerintah AS. Pada 1860, mayoritas negara-negara yang masih mempraktikan perbudakan secara terang-terangan akan berpisah dari AS bila Partai Republik, yang dikenal sebagai partai anti perbudakan, partai tersebut menang pemilihan umum (pemilu). Dengan terpilihnya Presiden Abraham Lincoln .
Di Selatan, banyak orang yang menjadi budak dan hidup matinya ada
ditangan orang lain, dan sebagian besar pekerjaan di ladang dikerjakan oleh
mereka. Sedangkan negara-negara bagian di utara telah memutuskan membuat hukum
yang menyatakan tak seorang pun bisa memiliki/memperbudak orang lain.
Negara-negara utara itu disebut "negara bagian bebas" dan di selatan
"negara bagian budak". Selain itu, sebagian besar tanah milik AS di
barat belum dibagi atas negara bagian, namun teritori, ditinggali penduduk yang
bukan penduduk asli. Tak seperti negara bagian, teritori itu tak membantu
memutuskan siapa yang bakal jadi presiden dan teritori itu tak mengirim
wakilnya ke Washington DC untuk membuat hukum seluruh negeri. Banyak orang
kulit putih yang pindah ke sana dan tiap orang setuju bahwa suatu hari semua
teritori itu harus disebut negara bagian. Di utara, orang ingin negara-negara
bagian itu menjadi negara bebas. Di selatan orang menginginkannya menjadi
negara bagian budak. Abraham Lincoln berasal dari utara dan saat ia berpacu
demi jabatan presiden, ia berkata bahwa “semua negara bagian itu akan menjadi
negara bagian bebas meski ia tidak merencanakan menyuruh setiap budak di negara
bagian budak untuk ikut sepaham dengan dekritnya.
Lincoln yang diusung Partai Republik, akhirnya
menang pemilu dan ini mengundang reaksi keras dari pihak Selatan. Para pemilik
budak di selatan juga takut akan beberapa orang yang berubah pandangan bahwa memiliki
para budak adalah kejahatan dan takut apabila hukum itu juga diterapkan di
semua Negara bagian AS. Banyak juga orang di utara yang tinggal di kota-kota
dan bekerja di pabrik dan mereka menginginkan kebijakan yang membantu ekonominya.
Namun banyak orang di selatan yang tinggal di kota kecil dan bekerja di
pertanian, dan menginginkan kebijakan yang mendukung ekonominya. Mereka sering
tak bisa setuju pada keputusan terbaik.Saat Lincoln memenangkan pemilu dan menjadi presiden baru, banyak negara budak yang memisahkan diri AS dan membentuk negara baru, Negara Konfederasi Amerika, yang beribukota di Richmond, Virginia.
Pemilihan Loncoln membuat pemisahan South Carolina dari Union tak terelakkan. Negara bagian itu telah lama menunggu kesempatan yang akan menyatukan wilayah Selatan melawan anti-perbudakan. Begitu hasil pemilihan diketahui, konvensi khusus South Carolina menyatakan bahwa "Union yang sekarang ini berlangsung antara South Carolina dan negara-negara bagian lain dibawah nama Amerika Serikat dengan ini di bubarkan”.
Pada tanggal 1 Februari 1861, enam Negara bagian lain di Selatan melepaskan diri. Pada tanggal 7 Februari, ketujuh negara bagian tersebut membuat konstitusi sementara untuk Konfederasi Negara Bagian Amerika yang beribukota di Richmond, Virginia. Sisa Negara bagian lainnya memutuskan bergabung dengan Union. Setelah 34 jam baku tembak, benteng itu berhasil direbut Konfederasi, namun dua hari kemudian Presiden Abraham Lincoln mengumumkan seruan untuk merekrut 75.000 relawan demi membantu pasukan pemerintah memberantas pemberontakan dari kawasan selatan.
Terjadinya Perang
Pada 4 Februari 1861, sebelum Lincoln disumpah, tujuh negara bagian sudah menyatakan bergabung dengan Uni. Keadaan meruncing pada 4 Maret dan pemberontakan kecil pun mulai bermunculan. Hingga akhir tahun 1861, Missouri dan Kentucky dibagi, Pro-Selatan (Konfenderasi) dan Pro-Utara (Uni/Pemerintah).
Ada 23 negara bagian yang setia pada Uni selama perang, yaitu: California, Delaware, Illinois, Indiana, Iowa, Kansas, Kentuky, Maine, Maryland, Massachusetts, Michigan, Minnesota, Missouri, New Hampshire, New Jersey, New York, Ohio, Oregon, Pennsylvania, Rhode Island, Vermont, dan Wisconsin.
Sementara 7 negara bagian merupakan anggota Konfederasi, yaitu: South Carolina, Mississippi, Florida, Alabama, Georgia, Louisiana, dan Texas. Dalam perang saudara ini, Virginia, Arkansas, Tennessee, dan North Carolina menyusul untuk bergabung dalam Konfederasi. Untuk menghadapi peperangan, negara Konfederasi membentuk Tentara Konfederasi.
Di wilayah timur, ada ibukota AS, Washington, District of
Columbia, dan ibukota Konfederasi di Richmond. Kedua kota itu hanya berjarak 90
mil. Di daerah ini, pemimpin militer Konfederasi ialah Robert E. Lee. Lee
adalah jenderal yang baik, dan banyak memenangkan pertempuran. Meski memiliki
banyak prajurit, utara tak bisa menduduki Richmond dengan mudah hingga akhir
perang pada 1865.
Di wilayah barat, ada sungai besar, Sungai Mississippi. Ulysses
Grant (yang kemudian menjadi Presiden AS) banyak memenangkan pertempuran di
sini. Pasukan utara menduduki hampir semua kota di sungai Mississippi, namun
Konfederasi masih memegang Vicksburg. Pada 4 Juli 1863, Vicksburg menyerah pada
Ulysses. Ini membagi Konfederasi menjadi 2.
Lincoln memutuskan bahwa Ulysses ialah jendral terbaiknya. Ia mengangkat Ulysses jenderal di bagian timur. Grant menyerang Lee kembali. Lee menyadari pasukannya kalah banyak dan ia menyerah pada Grant.
Lincoln memutuskan bahwa Ulysses ialah jendral terbaiknya. Ia mengangkat Ulysses jenderal di bagian timur. Grant menyerang Lee kembali. Lee menyadari pasukannya kalah banyak dan ia menyerah pada Grant.
Ada dua daerah penting di mana perang itu terjadi-di wilayah barat
dan di wilayah timur. Di wilayah timur, ada ibukota AS, Washington, District of
Columbia, dan ibukota Konfederasi di Richmond. Kedua kota itu hanya berjarak 90
mil. Di daerah ini, pemimpin militer Konfederasi ialah Robert E. Lee. Lee
adalah jenderal yang jenius dan banyak memenangkan pertempuran, termasuk
Pertempuran Bull Run Pertama, dan Pertempuran Bull Run Kedua dan berhasil
menekan pasukan Uni mundur, hingga berhasil dihambat oleh pasukan Uni dalam
Pertempuran Antietam. Akan tetapi, Pertempuran Gettysburglah yang merupakan
titik balik perang ini. Pertempuran Gettysburg banyak memakan korban jiwa, baik
dari Uni dan Konfederasi, tetapi jumlah pasukan Konfederasi lebih sedikit jika
dibandingkan pasukan Uni, sehinnga jelas kerugian berada di Konfederasi. Sejak
perang ini, Konfederasi hampir tidak pernah lagi melancarkan serangan.
Di wilayah barat, daerah Sungai Mississippi. Di wilayah ini,
pasukan Konfederasi banyak mengalami kekalahan. Pasukan Uni yang dipimpin oleh
Ulysses Grant (yang kemudian menjadi Presiden AS) banyak memenangkan pertempuran
di sini. Pasukan Uni menduduki hampir semua kota di sungai Mississippi, namun
Konfederasi masih memegang Vicksburg. Pada 4 Juli 1863, Vicksburg akhirnya
menyerah kepada Ulysses. Ini membagi wilayah Konfederasi menjadi dua bagian dan
membuka jalan untuk menyerang jantung pertahanan dari Konfederasi.
Lincoln memutuskan bahwa Ulysses ialah jendral terbaiknya. Ia mengangkat Ulysses sebagai jenderal di bagian timur. Grant menyerang Lee kembali dalam Operasi Appomattox. Lee menyadari pasukannya telah kalah banyak dan ia akhirnya menyerah pada Grant pada 9 April 1865. Menyerahnya Lee menandai kehancuran negara Konfederasi.
Lincoln memutuskan bahwa Ulysses ialah jendral terbaiknya. Ia mengangkat Ulysses sebagai jenderal di bagian timur. Grant menyerang Lee kembali dalam Operasi Appomattox. Lee menyadari pasukannya telah kalah banyak dan ia akhirnya menyerah pada Grant pada 9 April 1865. Menyerahnya Lee menandai kehancuran negara Konfederasi.
Kemenangan untuk Uni selain mengakhiri negara Konfederasi, juga
mengakhiri praktik perbudakan di Amerika Serikat, dan memperkuat posisi pemerintah
federal. Permasalahan sosial, politik, ekonomi, dan rasial setelah peperangan
berhasil dituntaskan pada tahun 1877.
Permusuhan antara dua bagian tumbuh dapat dilihat setelah 1820, tahun Missouri Compromise, yang dimaksudkan sebagai solusi permanen untuk masalah di mana permusuhan yang paling jelas diekspresikan-pertanyaan tentang perpanjangan atau pelarangan perbudakan di wilayah federal Barat. Kesulitan atas tarif (yang dipimpin John C. Calhoun dan South Carolina untuk pembatalan dan hak-hak suatu negara ekstrim 'berdiri) dan masalah selama perbaikan internal juga terlibat, tapi masalah teritorial hampir selalu menjulang terbesar. Dalam keberangan moral Utara meningkat dengan munculnya perbudakan di tahun 1830-an. Karena perbudakan adalah yg tak dpt diterima untuk banyak tanah teritorial, yang pada akhirnya akan diakui sebagai negara bebas, Selatan menjadi lebih cemas tentang mempertahankan posisinya sebagai yang sama dalam Uni. Selatan sehingga sangat mendukung aneksasi Texas (tertentu untuk menjadi negara budak) dan Perang Meksiko dan bahkan gelisah untuk aneksasi Kuba.
Kompromi tahun 1850 menandai akhir periode yang mungkin disebut
era kompromi. Kematian pada tahun 1852 Henry Clay dan Daniel Webster tidak
meninggalkan pemimpin bertubuh nasional, tetapi hanya juru bicara sectional,
seperti WH Seward, Charles Sumner, dan Salmon P. Chase di Utara dan Jefferson
Davis dan Robert Toombs di Selatan. Dengan Kansas-Nebraska Act (1854) dan
perjuangan konsekuen atas "pendarahan" Kansas faksi pertama terpaksa
menembak. Selatan pernah waspada untuk melindungi "Peculiar
Institution", yang walaupun banyak Selatan diakui perbudakan sebagai
anakronisme dalam usia yang seharusnya tercerahkan. Nafsu terangsang oleh
argumen atas hukum budak buronan dan lebih dari perbudakan pada umumnya lebih
senang dengan kegiatan perbudakan John Brown dan Utara oleh ucapan-ucapan
proslavery kuat dari Yancey L. William, salah satu fire-eaters Selatan
terkemuka.
No comments:
Post a Comment